Anda pernah mengalami masalah gagal absen pada mesin sidik jari? Atau
mungkin Anda pernah menemukan rekan kerja yang kesulitan dalam
melakukan absensi “fingerprint”?
Bukan tanpa alasan, hal ini bisa saja terjadi karena kondisi tangan
yang sangat kering, setidaknya ini yang terungkap dalam sebuah studi
kecil di Malaysia baru-baru ini. Kulit yang
kering, pecah-pecah atau bengkak dapat mengganggu pola unik sidik jari
individu. Semakin besar daerah yang disebut distrofi (sidik jari yang
hilang atau tersamarkan karena kulit yang kasar dan kering), maka
semakin besar jari tangan tersebut akan mengalami gagal tes finger print
atau autentifikasi sidik jari.
Selain itu Dermatitis juga merupakan salah satu dari banyak faktor yang tentunya dapat mempengaruhi kualitas tekstur pola sidik jari,”
kata Steve Fischer, juru bicara The Fbi’s Criminal Justice Information
Services Division. FBI memproses rata-rata 160.000 sidik jari setiap
hari, dan terdapat sekitar tiga persen yang ditolak karena kualitas
hasil pemeriksaan sidik jari yang buruk. Penelitian sebelumnya dari
Denmark, sekitar 15 persen orang di seluruh dunia akan menderita
dermatitis tangan yaitu peradangan kulit yang biasanya disebabkan oleh
reaksi alergi.
“Pengobatan untuk dermatitis tangan saat ini masih terbatas, hal ini cenderung menjadi masalah yang sangat kronis,” kata Brod dari Reuters Health.
Tips menanggulangi sementara masalah ini, hindari persentuang secara
langsung benda-benda yang mengandung zat kimia yang terlalu keras
seperti sabun detergen atau larutan pemutih. Hindari perubahan suhu dan
kelembapan yang mendadak. Hindari berkeringat terlalu banyak dan
kepanasan. Hindari faktor lingkungan lain yang dapat mencetuskan alergi
seperti serbuk bunga, debu, bulu binatang dan lain lain. Hati hati dalam
memilih makanan yang bisa menyebabkan alergi.
Source : Health News dan sumber lainya
0 comments:
Post a Comment